(3.2 Prakarya) Menganalisis prinsip perancangan, pembuatan, dan penyajian produk kerajinan dari bahan kayu, bambu, dan atau rotan yang kreatif dan inovatif
A. Prinsip Kerajinan Bahan Keras
Pengetahuan dalam keragaman bahan dan alat serta teknik yang digunakan dalam pembuatan kerajinan bahan keras merupakan cermin dari kepiawaian perajin dalam penciptaan karyanya. Perkembangan dari pemanfaatan bahan, cara pembuatan, maupun penampilan bentuk sebuah karya yang muncul, menunjukkan adanya kemampuan daya serap perajin untuk mengadaptasi segala perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat.
1. Keunikan Bahan Kerajinan
Bahan dasar yang dapat digunakan sebagai kerajinan sudah Kamu pelajari sejak kelas VII, yaitu dapat dibuat dari bahan alam, bahan buatan, bahan limbah organik, dan bahan limbah anorganik. Semua bahan dapat diperoleh dari alam, maupun diolah sendiri, bahkan hingga memanfaatkan bahan limbah yang ada di lingkungan sekitar.
2. Keragaman Muatan Nilai dalam Produk Kerajinan
a) Produk dengan nilai fungsional
b) Produk dengan nilai informatif
c) Produk dengan nilai simbolik
d) Produk dengan nilai prestise (wibawa)
3. Aspek Rancangan dalam Produk Kerajinan
Adapun faktor-faktor permasalahan objektif yang diperukan untuk diketahui sebelum perancangan adalah sebagai berikut:
a) Faktor Teknis
• metode produksi yang handal
• penerapan daya mesin atau manual
• tingkat kemahiran sumber daya manusia
b) Faktor Ekonomis
• pemasaran yang tahan persaingan
• sistem pemasokan atau distribusi
• kebijakan pencipta (hak cipta)
• nilai jual dan keberadaan suku cadang
• selera masyarakat terhadap produk
c) Faktor Ergonomis
• kenyamanan
• keamanan\
• kesesuaian
• kepraktisan
d) Faktor Sains dan Teknologi
• Terdapat unsur kebaruan atau temuan baru
• selalu mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi
e) Faktor Estetika
• menampilkan bentuk keindahan
• memiliki daya pikat
• terjadi keserasian
• penggarapan yang rinci
• perupaan atau pewarnaan
• kesan atau gugahan yang ditampilkan
f) Faktor Kondisi Lingkungan
• nilai budaya
• kondisi lingkungan atau wilayah setempat
B. Jenis dan Karakteristik Kerajinan Bahan Keras
1. Bahan Keras Alam
Bahan keras alam adalah bahan untuk karya kerajinan yang diperoleh dari alam sekitar dan merupakan sumber daya alam baik hutan, bumi, maupun perairan Indonesia. Sifatnya pejal, solid, kuat, padat dan tidak mudah berubah bentuk. Contoh bahan keras alam yang kita kenal adalah kayu, bambu, rotan, dan sebagainya.
1. Kayu
Pengertian kayu di sini adalah bahan yang diperoleh dari hasil penebangan pohon-pohon di hutan yang merupakan bagian dari pohon tersebut setelah diperhitungkan bagian-bagian Mana yang lebih banyak dimanfaatkan an-nisa suatu tujuan penggunaan baik berbentuk kayu pertukangan, kayu industri, maupun kayu bakar.
Pengguna kayu perlu mengenal jenis serta sifat-sifat kayu hehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu sesuai dengan yang diinginkan.
a. jenis kayu
1) Kayu Jati
2) Kayu Merbau
3) Kayu Bangkirai (Yellow Balau)
4) Kayu Kamper
5) Kayu Kelapa (Glugu)
6) Kayu Meranti Merah
7) Kayu Karet
8) Kayu Gelam
9) Kayu Ulin
10) Kayu Akasia
b. Sifat Umum Kayu
Secara umum, sifat-sifat kayu adalah sebagai berikut.
1). Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki 8 tipe bermacam-macam, susunan dinding selnya terdiri atas senyawa kimia berupa selulosa hemiselulosa (karbohidrat) dan lignin (non-karbohidrat).
2). Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial, dan tangensial).
3). Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau melepaskan kadar air atau kelembaban sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu udara di sekelilingnya.
4). Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit serta dapat terbakar terutama dalam keadaan kering.
c. Sifat Fisik Kayu
1). Berat dan Berat Jenis
2). Keawetan
3). Warna
4). Tekstur
5). Arah Serat
6). Kesan Raba
7). Bau dan Rasa
8). Nilai Dekoratif
9). Higroskopis
10). Sifat Kayu terhadap Suara
a) Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan elastisitas kayu.
b) Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik seperti Kulintang, Gitar, dan Biola.
11). Daya Hantar Panas
12). Daya Hantar Listrik
d. Kelebihan dan Kekurangan Kayu
Kelebihan kayu, antara lain sebagai berikut:
1) Berkekuatan tinggi dengan berat jenis rendah.
2) Tahan terhadap pengaruh kimia dan listrik.
3) Relatif mudah dikerjakan dan diganti.
4) Mudah didapat dan relatif murah.
5) Pengaruh temperatur terhadap perubahan bentuk dapat diabaikan.
6). Pada kayu kering memiliki daya hantar panas dan listrik yang rendah sehingga baik untuk partisi.
7) Memiliki sisi keindahan yang khas.
Kekurangan kayu, antara lain sebagai berikut:
1) Adanya sifat-sifat kayu yang kurang homogen (ketidakseragaman), cacat kayu atau mata kayu dan retak.
2) Beberapa jenis kayu kurang awet.
3) Kekuatannya sangat dipengaruhi oleh jenis, kelembapan dan pengaruh waktu pembebanan.
4) Keterbatasan ukuran khususnya untuk memenuhi kebutuhan struktur bangunan yang makin berskala besar dan tinggi.
5) Untuk beberapa jenis kayu tertentu harganya relatif mahal dan ketersediaannya terbatas atau langka.
2. Bambu
a. Jenis Bambu
1). Bambu Tali
2). Bambu Wulung
3). Bambu Ampel
4). Bambu Petung
5). Bambu Kuning
6) Bambu Tulup
3. Rotan
a. Jenis-Jenis Rotan
1). Rotan Balukbuk
2). Rotan Manau
3). Rotan Mantang/Seuti
4). Rotan Jernang Besar
5). Rotan Dahanan
6). Rotan Semambu
7). Rotan Jermasin
8). Rotan Buyung
9). Rotan Taman
10). Rotan Irit
2. Bahan Keras Buatan
Bahan keras buatan adalah bahan untuk karya kerajinan yang diolah dan dicampur dengan bahan tertentu sehingga menjadi keras, dan memiliki sifat kuat serta tahan lama. Contoh bahan keras buatan adalah kaleng, kaca, dan sebagainya.
C. Prinsip Perancangan, Pembuatan, dan Penyajian Produk Kerajinan Kayu, Bambu, dan Rotan
1. Prinsip Perancangan
a. Mencari Ide
Berbeda dengan karya kerajinan yang pembuatannya ditentukan oleh daya kreativitas seseorang. Ide untuk merancang karya kerajinan dari kayu bambu dan rotan banyak dipengaruhi oleh bentuk-bentuk yang sudah banyak dibuat sebelumnya. Ide yang dibutuhkan dalam proses ini lebih banyak berupa ide memodifikasi suatu bentuk untuk memperoleh bentuk yang baru.
b. Membuat Gambar atau Sketsa
Setelah menemukan ide, baik original atau modifikasi segera tuangkan dalam bentuk gambar atau sketsa. Gambarkan ide-ide rancanganmu pada sebuah buku atau lembaran kertas dengan menggunakan pensil, spidol, atau bolpoin. Gambarkan ideas asli atau modifikasi berupa variasi produk, satu produk yang memiliki fungsi sama namun dengan bentuk yang berbeda produk dengan bentuk yang sama dengan warna dan motif yang berbeda dan sebagainya.
c. Memilih Ide Terbaik
Setelah menghasilkan banyak ide dan menggambarkannya dengan sketsa, mulailah mempertimbangkan ide yang paling baik, menyenangkan dan memungkinkan untuk dibuat. Tentukan salah satu ide untuk dipraktekkan pembuatannya.
d. Perencanaan Produksi
Tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan untuk proses produksi atau proses pembuatan kerajinan yang akan dibuat titik Tuliskan prosedur dan langkah-langkah kerja secara jelas dan detail.
e. Pembuatan Kerajinan
Pembuatan kerajinan dimulai dengan tahap persiapan tempat kerja, bahan dan alat. Tahap selanjutnya adalah pengerjaan. Kerjakan setiap tahap sesuai dengan perencanaan produksi yang sudah dibuat sebelumnya. Pembuatan kerajinan diakhiri dengan evaluasi terhadap produk kerajinan yang telah dibuat.
2. Prinsip Pembuatan
a. Prinsip Integrasi
Penerapannya berupa penempatan mesin/peralatan produksi yang dapat mengintegrasikan seluruh faktor produksi (bahan, tenaga Kerja, dan mesin/peralatan) sehingga menghasilkan kerjasama yang harmonis.
b. Prinsip Memperpendek Gerak
Penerapannya berupa penempatan mesin/peralatan produksi yang tidak membuat tenaga kerja lebih banyak bergerak dari satu mesin atau peralatan mesin/peralatan ke mesin/peralatan yang lain.
c. Prinsip Memperlancar Arus Pekerjaan
Penerapannya berupa penempatan mesin/peralatan produksi yang dapat menjamin kelancaran arus bahan dalam proses tanpa adanya hambatan.
d. Prinsip Penggunaan Ruangan Produksi yang Efisien dan Efektif
Penerapannya berupa penempatan mesin/peralatan produksi ditempatkan sesuai dengan luas ruangan produksi yang dimiliki perusahaan.
e. Prinsip Keselamatan dan Kepuasan Kerja
Penerapannya berupa penempatan mesin/peralatan produksi pada ruangan produksi yang dapat menjamin keselamatan dan kenyamanan kerja dari tenaga kerja.
f. Prinsip Keluasan
Penerapannya berupa penempatan mesin/peralatan produksi yang dapat disesuaikan jika sewaktu-waktu dibutuhkan adanya perubahan.
g. Prinsip Proses Produksi yang Berkesinambungan
Penempatan mesin/peralatan produksi tidak menghambat kesinambungan proses produksi mesin atau peralatan produksi yang digunakan perlu senantiasa dilakukan perawatan agar proses produksi dapat berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan.
Komentar
Posting Komentar