Amalan amalan di bulan Ramadhan

Amalan Umum Bulan Ramadhan: Amalan Siang dan Malam Penulis Abi Abdul Jabbar

Bulan Ramadhan adalah bulan Tuhan semesta alam dan bulan yang paling mulia, bulan yang di dalamnya pintu-pintu langit, pintu-pintu surga, dan pintu-pintu rahmat dibuka, sementara pintu-pintu neraka ditutup. Di bulan ini terdapat sebuah malam yang ketika seseorang melakukan ibadah pada malam itu, nilainya lebih baik dari melakukan ibadah selama seribu bulan.
Karenanya, berupayalah agar kita bisa menjalani malam dan hari-hari di bulan ini. Berupayalah agar menjaga anggota badan kita dari maksiat kepada Tuhan. Jangan sampai kita tidur lelap di malam harinya dan melupakan Allah di siang harinya.
Sesungguhnya dalam sebuah hadis disebutkan bahwa di akhir hari selama Ramadhan, ketika saat berbuka puasa tiba, Allah akan membebaskan ribuan orang dari api jahanam. Ketika tiba setiap malam dan siang hari Jumat, Allah akan membebaskan ribuan orang yang sebenarnya wajib mendapatkan siksa dari api neraka.
Telah diriwayatkan dari Jabir bin Yazid, dari Muhammad Baqir as bahwa Rasulullah saw bersabda kepada Jabir bin Abdillah, “Wahai Jabir, bulan ini adalah bulan Ramadhan. Sesiapa berpuasa di siang harinya, beribadah di sebagian malamnya, mencegah perut dan kemaluannya dari hal-hal yang telah diharamkan, dan menjaga mulutnya, ia akan keluar dari dosa-dosanya sebagaimana ia keluar dari bulan ini.’
Jabir berkata, ‘Alangkah bagusnya sabda Anda!’
Rasulullah saw menjawab, ‘Alangkah beratnya persyaratan dari yang telah kusebutkan itu!’”
Amalan Siang dan Malam Bulan Ramadhan
Karenanya Amat penting bagi kita untuk memanfaatkan bulan ini dengan sebaik mungkin dan mengerjakan amalan-amalan yang dianjurkan dan dicontohkan Rasulullah SAW. Dalam kitab Mafatih Al-Jinan Karya Syekh Abbas al-Qummi disebutkan ada beberapa amalan yang dicontohkan Rasulullah untuk dilakukan oleh para pengikutnya.
Sayid Ibnu Thawus ra meriwayatkan dari Muhammad Baqir dan Ja‘far Shadiq ra, “Bacalah (doa ini) setelah melaksanakan salat wajib dari awal hingga akhir Ramadhan.”

اللَّهُمَّ ارْزُقْنِيْ حَجَّ بَيْتِكَ الْحَرَامِ فِيْ عَامِيْ هَذَا وَ فِيْ كُلِّ عَامٍ مَا أَبْقَيْتَنِيْ فِيْ يُسْرٍ مِنْكَ وَ عَافِيَةٍ وَ سَعَةِ رِزْقٍ، وَ لاَ تُخْلِنِيْ مِنْ تِلْكَ الْمَوَاقِفِ الْكَرِيْمَةِ وَ الْمَشَاهِدِ الشَّرِيْفَةِ وَ زِيَارَةِ قَبْرِ نَبِيِّكَ صَلَوَاتُكَ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ فِيْ جَمِيْعِ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَ اْلآخِرَةِ، فَكُنْ لِيْ اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ فِيْمَا تَقْضِيْ وَ تُقَدِّرُ مِنَ اْلأَمْرِ الْمَحْتُوْمِ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ مِنَ الْقَضَاءِ الَّذِيْ لاَ يُرَدُّ وَ لاَ يُبَدَّلُ أَنْ تَكْتُبَنِيْ مِنْ حُجَّاجِ بَيْتِكَ الْحَرَامِ الْمَبْرُوْرِ حَجُّهُمْ الْمَشْكُوْرِ سَعْيُهُمْ الْمَغْفُوْرِ ذُنُوْبُهُمْ الْمُكَفَّرِ عَنْهُمْ سَيِّئَاتُهُمْ، وَ اجْعَلْ فِيْمَا تَقْضِيْ وَ تُقَدِّرُ أَنْ تُطِيْلَ عُمُرِيْ (فِيْ طَاعَتِكَ) وَ تُوَسِّعَ عَلَيَّ رِزْقِيْ وَ تُؤَدِّيَ عَنِّيْ أَمَانَتِيْ وَ دَيْنِيْ، آمِيْنَ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Ya Allah, Anugerahkanlah kepadaku kemampuan untuk melaksanakan haji ke rumah mulia-Mu di tahun ini, di setiap tahun selama Engkau memberi kemudahan, kesehatan dan kelapangan rezeki dalam hidupku! Jangan Engkau halangi aku untuk menziarahi kubur Nabi-Mu, tempat-tempat dan makam-makam mulia di sana! Semoga shalawat-Mu selalu terlimpahkan kepada dia (Muhammad) dan keluarganya! Bantulah aku agar bisa memenuhi kebutuhan dunia dan akhirat! Ya Allah, Aku memohon ketentuan pasti-Mu di malam Lailatul-Qadar, qadha yang tidak dapat ditolak dan diubah! Catatlah aku sebagai bagian dari para peziarah rumah suci-Mu dengan haji yang makbur, dengan sa‘i yang masykur, dan dosa-dosa yang terampuni! Catatlah itu sebagai kententuan dan kepastian-Mu! Panjangkanlah umurku (untuk menaati-Mu)! Lapangkanlah rezekiku! Tunaikanlah amanah dan utang-utangku! Amin, Rabbal-‘âlamin.
Bacalah (doa berikut ini) setelah melaksanakan salat wajib.

يَا عَلِيُّ يَا عَظِيْمُ يَا غَفُوْرُ يَا رَحِيْمُ، أَنْتَ الرَّبُّ الْعَظِيْمُ الَّذِيْ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْئٌ، وَ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ، وَ هَذَا شَهْرٌ عَظَّمْتَهُ وَ كَرَّمْتَهُ وَ شَرَّفْتَهُ وَ فَضَّلْتَهُ عَلَى الشُّهُوْرِ وَ هُوَ الشَّهْرُ الَّذِيْ فَرَضْتَ صِيَامَهُ عَلَيَّ، وَ هُوَ شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْ أَنْزَلْتَ فِيْهِ الْقُرْآنَ هُدًى لِلنَّاسِ وَ بَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَ الْفُرْقَانِ وَ جَعَلْتَ فِيْهِ لَيْلَةَ الْقَدْرِ وَ جَعَلْتَهَا خَيْرًا مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، فَيَا ذَا الْمَنِّ وَ لاَ يُمَنُّ عَلَيْكَ مُنَّ عَلَيَّ بِفَكَاكِ رَقَبَتِيْ مِنَ النَّارِ فِيْمَنْ تَمُنُّ عَلَيْهِ، وَ أَدْخِلْنِي الْجَنَّةَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ‏

Wahai yang Mahatinggi! Wahai yang Mahaagung! Wahai Maha Pengampun! Wahai Maha Pengasih! Engkaulah Tuhan Mahaagung! Tak sesuatu pun serupa dengan-Mu! Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui! Bulan ini adalah bulan yang Engkau agungkan, Engkau muliakan, dan Engkau utamakan melebihi bulan-bulan yang lain! Engkau wajibkan kami berpuasa di bulan ini! Bulan ini adalah bulan Ramadhan, Engkau turunkan al-Quran di dalamnya sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelas siapa yang memberi petunjuk, pemisah (hak dan batil)! Engkau tentukan malam Lailatul-Qadar di bulan ini, kemudian Engkau jadikan ia lebih baik dari seribu bulan! Wahai Pemilik anugerah yang tak pernah diberi anugerah! Selamatkan aku dari api neraka bersama orang-orang yang Engkau selamatkan! Masukkanlah aku ke surga demi rahmat-Mu! Wahai yang Lebih Pengasih dari para pengasih!
Syekh Kaf‘ami dalam kitab al-Mishbâh dan al-Balad al-Amîn, serta Syekh Syahid dalam kumpulan doanya meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesiapa membaca doa ini di bulan Ramadhan setiap setelah melaksanakan salat wajib, Allah Ta’ala akan mengampuni dosa-dosanya hingga hari Kiamat.” Doa itu adalah sebagai berikut.

اللَّهُمَّ أَدْخِلْ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ السُّرُوْرَ، اللَّهُمَّ أَغْنِ كُلَّ فَقِيْرٍ، اللَّهُمَّ أَشْبِعْ كُلَّ جَائِعٍ، اللَّهُمَّ اكْسُ كُلَّ عُرْيَانٍ، اللَّهُمَّ اقْضِ دَيْنَ كُلِّ مَدِيْنٍ، اللَّهُمَّ فَرِّجْ عَنْ كُلِّ مَكْرُوْبٍ، اللَّهُمَّ رُدَّ كُلَّ غَرِيْبٍ، اللَّهُمَّ فُكَّ كُلَّ أَسِيْرٍ، اللَّهُمَّ أَصْلِحْ كُلَّ فَاسِدٍ مِنْ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ، اللَّهُمَّ اشْفِ كُلَّ مَرِيْضٍ، اللَّهُمَّ سُدَّ فَقْرَنَا بِغِنَاكَ، اللَّهُمَّ غَيِّرْ سُوْءَ حَالِنَا بِحُسْنِ حَالِكَ، اللَّهُمَّ اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَ أَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

Ya Allah, bahagiakanlah para penghuni kubur! Ya Allah, penuhilah kebutuhan setiap orang fakir! Ya Allah, kenyangkanlah orang-orang yang kelaparan! Ya Allah, berilah pakaian orang-orang yang telanjang! Ya Allah, lunasilah utang orang-orang yang berutang! Ya Allah, bahagiakanlah orang-orang yang susah! Ya Allah, kembalikanlah orang-orang orang yang diasingkan! Ya Allah, bebaskanlah orang-orang yang ditawan! Ya Allah, perbaikilah setiap urusan Muslimin yang rusak! Ya Allah, sembuhkanlah orang-orang yang sakit. Ya Allah, tutupilah kefakiran kami dengan kekayaan-Mu! Ya Allah, ubahlah kondisi buruk kami dengan kebaikan-Mu! Ya Allah, lunasilah utang kami dan cukupkanlah kefakiran kami! Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu!
Syekh Kulaini meriwayatkan dari Abu Bashir bahwa Ja‘far Shadiq ra selalu membaca doa (berikut) ini pada bulan Ramadhan.

اللَّهُمَّ إِنِّيْ بِكَ وَ مِنْكَ أَطْلُبُ حَاجَتِيْ، وَ مَنْ طَلَبَ حَاجَةً إِلَى النَّاسِ فَإِنِّيْ لاَ أَطْلُبُ حَاجَتِيْ إِلاَّ مِنْكَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، وَ أَسْأَلُكَ بِفَضْلِكَ وَ رِضْوَانِكَ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ أَهْلِ بَيْتِهِ وَ أَنْ تَجْعَلَ لِيْ فِيْ عَامِيْ هَذَا إِلَى بَيْتِكَ الْحَرَامِ سَبِيْلاً حِجَّةً مَبْرُوْرَةً مُتَقَبَّلَةً زَاكِيَةً خَالِصَةً لَكَ تَقَرُّ بِهَا عَيْنِيْ وَ تَرْفَعُ بِهَا دَرَجَتِيْ، وَ تَرْزُقَنِيْ أَنْ أَغُضَّ بَصَرِيْ وَ أَنْ أَحْفَظَ فَرْجِيْ وَ أَنْ أَكُفَّ بِهَا عَنْ جَمِيْعِ مَحَارِمِكَ حَتَّى لاَ يَكُوْنَ شَيْئٌ آثَرَ عِنْدِيْ مِنْ طَاعَتِكَ وَ خَشْيَتِكَ وَ الْعَمَلِ بِمَا أَحْبَبْتَ وَ التَّرْكِ لِمَا كَرِهْتَ وَ نَهَيْتَ عَنْهُ، وَ اجْعَلْ ذَلِكَ فِيْ يُسْرٍ وَ يَسَارٍ وَ عَافِيَةٍ وَ مَا أَنْعَمْتَ بِهِ عَلَيَّ، وَ أَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ وَفَاتِيْ قَتْلاً فِيْ سَبِيْلِكَ تَحْتَ رَايَةِ نَبِيِّكَ مَعَ أَوْلِيَائِكَ، وَ أَسْأَلُكَ أَنْ تَقْتُلَ بِيْ أَعْدَاءَكَ وَ أَعْدَاءَ رَسُوْلِكَ، وَ أَسْأَلُكَ أَنْ تُكْرِمَنِيْ بِهَوَانِ مَنْ شِئْتَ مِنْ خَلْقِكَ وَ لاَ تُهِنِّيْ بِكَرَامَةِ أَحَدٍ مِنْ أَوْلِيَائِكَ، اللَّهُمَّ اجْعَلْ لِيْ مَعَ الرَّسُوْلِ سَبِيْلاً حَسْبِيَ اللَّهُ‏ مَا شَاءَ اللَّهُ‏

Ya Allah, melalui diri-Mu dan kepada-Mu aku memohon kebutuhanku! Aku tidak meminta keperluanku kecuali kepada-Mu! Tiada sekutu bagi-Mu! Aku memohon-Mu melalui karunia dan ridha-Mu! Anugerahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya! Lapangkanlah jalanku menuju rumah suci-Mu sebagai haji yang mabrur, diterima, suci dan murni hanya untuk-Mu di tahun ini! Karenanya aku bahagia! Karenanya Engkau angkat derajatku! Berilah aku kemampuan untuk menutup mataku, menjaga kemaluanku! Cegahlah aku dari segala yang Engkau haramkan, sehingga kepentinganku hanyalah taat kepada-Mu, takut kepada-Mu, mengamalkan segala yang Engkau senangi, meninggalkan segala yang Engkau benci dan larang! Permudah dan selamatkanlah semua itu dan segala yang Engkau berikan kepadaku! Aku memohon-Mu agar kematianku terbunuh di jalan-Mu, di bawah panji Nabi-Mu, bersama kekasih-kekasih-Mu! Aku memohon-Mu agar memusnahkan musuh-musuh-Mu dan musuh-musuh Rasul-Mu! Aku memohon-Mu agar memuliakan aku! Hinakanlah makhluk yang Engkau kehendaki! Jangan Engkau hinakan aku karena tidak memiliki kemuliaan salah seorang kekasih-Mu. Ya Allah,anugerahkan kepadaku jalan bersama Rasul! Cukuplah Allah, bagiku adalah apa yang menjadi kehendak Allah!
Penulis berkata, “Doa ini dikenal dengan nama doa haji. Dalam kitab Iqbâl al-A‘mâl, Sayid Ibnu Thawus meriwayatkan dari Imam Ja‘far Shadiq as bahwa doa ini dibaca di setiap malam selama bulan Ramadhan setelah salat Magrib. Dalam kitab al-Balad al-Amîn, Kaf‘ami mengatakan bahwa disunahkan membacanya di setiap hari bulan Ramadhan dan di malam pertama. Sementara, Syekh Mufid dalam kitab al-Muqni‘ah berpendapat doa itu dibaca pada malam pertama (bulan Ramadhan) saja setelah melaksanakan salat Magrib.
Ketahuilah, amalan paling utama pada siang dan malam hari bulan Ramadhan adalah membaca al-Quran. Dan kita harus membacanya sebanyak mungkin, karena al-Quran turun pada bulan ini. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa segala sesuatu memiliki musim semi, dan musim semi al-Quran adalah bulan Ramadahan. Jika di bulan-bulan lain disunahkan untuk mengkhatamkan al-Quran sekali dalam waktu minimal enam hari, di bulan Ramadhan ini disunahkan untuk mengkhatamkan al-Quran sekali dalam waktu tiga hari. Dan jika kita dapat mengkhatamkannya dalam sehari sekali, itu sangat bagus. Allamah Majlisi ra berkata,
“Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa sebagian para imam maksum as sering mengkhatamkan al-Quran pada bulan ini sebanyak empat puluh kali atau lebih. Jika pahala setiap khataman al-Quran itu dihadiahkan kepada arwah salah satu empat belas maksum as, pahalanya akan berlipat ganda.” Dari sebuah hadis dapat dipahami bahwa pahala orang yang berbuat demikian adalah ia akan dikumpulkan bersama mereka pada hari Kiamat.
Pada bulan ini, seyogyanya kita memperbanyak doa, shalawat, dan istigfar, serta membaca kalimat la ilaha illallah. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa ketika bulan Ramadhan tiba, Imam Zainal Abidin as tidak pernah berbicara kecuali berdoa, bertasbih, beristigfar, dan bertakbir.
Hendaknya kita lebih memerhatikan ibadah dan salat-salat sunah malam dan siang hari (bulan ini).
Disadur dari kitab Mafatih Al-Jinan karya Syekh Abbas al-Qummi, Bab Kedua Pasal Tiga , Wikipedia.com , setiyawanyoga.com


Hubungi melalui email berikut : setiyawanyoga4@gmail.com , khasanahindahnur75@gmail.com , indahnurkhasanah89@gmail.com

Link berikut klik disini
Alamat email hubungi kami

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam - macam teknik pencurian data yang paling sering dipakai

(4.4 Informatika) Mengolah data dengan pengolah angka untuk menghilangkan error,menyatakan hubungan, atau memudahkan untuk diproses komputer.

Komoditas Satwa Harapan